Jumat, 20 Juli 2018

Bismillahirrahmanirrahim...

KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK ABADI



“Hidup itu terlalu singkat, nikmatilah detik demi detiknya, tertawalah dengan lepas, mencintai dengan sungguh-sungguh dan memaafkan dengan segera.” Kalimat itu menjadi penyemangat diri disegala kondisi, suplemen hati disegala situasi, tentunya setelah Allah dan kalamNya.

Tahukah? bahwa kehidupan dunia ini hanyalah perjalanan sementara, hanyalah perjalanan singkat, dan yang abadi hanyalah kehidupan akhirat. Maka nikmatilah setiap deru nafas kita dengan kebaikan yang akan menghantarkan kita ke syurga Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Nikmatilah kehidupan ini dengan hal-hal yang membuat Allah ridho, karena apa lagi yang kita cari selain keridhoan-Nya, dan apa lagi yang kita lakukan selain berusaha menjadi hamba yang baik di mata-Nya. Sungguh, baik di mata manusia belum tentu baik di mata Allah. Jadi fikirkan, setiap kali kita akan melakukan suatu hal atau pekerjaan "Apakah hal ini akan mendatangkan keridhoan-Mu Ya Rabb? Ya Rabb bimbing aku dalam segala hal."

Guys, ini penting. Ridho Allah Subhaanahu wa Ta’alaa itulah yang mengiring kita menuju syurga-Nya. Pernahkan berfikir, hal hal apa yang membuat Allah ridho? dan bagaimana cara mendatangkan ridho-Nya?. Jawabannya adalah "Athii'ullah wa athii'urrosuul" (taati Allah dan rasul-Nya), yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, serta mengikuti segala ajaran rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kesimpulannya, ridho Allah itu sangat penting. Ridho Allah-lah yang kita butuhkan dalam hidup ini. Yuk, bersama-sama kita gapai ridho Allah.

ALLAHU GHOOYATUNAA

Allahu Ghooyatunaa (Allah adalah tujuan kami). Jadi apabila detik detik dikehidupan kita itu hanya untuk Allah, maka Allah ada untuk kita. Adakah yang lebih indah dari itu, selain mencari ridho-Nya? Adakah yang lebih indah selain mencintai Allah dan rasul-Nya? Adakah yang lebih indah selain menjadikan Allah sebagai tujuan hidup kita? tak ada yang lebih indah dari itu semua. Percayalah. Ketika tujuan hidup kita adalah Allahu Subhaanahu wa Ta’aala, ketika itu pula hidup kita bermakna.

Hidup bermakna itulah yang didambakan oleh setiap mukmin. Sudah seharusnya seorang mukmin menikmati segala hal yang dapat menumbuhkan keimanan kita pada Allah, agar hidup lebih bermakna lagi. Dan ingat, keimanan itu akan diuji. Misal, apabila tertimpa masalah atau musibah atau marabahaya, tanamkan dalam hati bahwa  Allah sedang menguji keimanan kita itu. Seberapa besar kita memandang dan menerima ujian? Apakah dengan penuh keikhlasan atau penuh keluhan?, karena semua perkara serta permasalahan di dunia itu mudah bagi Allah untuk menyelesaikannya, kita hanya libatkan Allah dalam segala hal yaitu dengan bersabar; ikhllas; ikhtiar; berdo’a; dan tawakkal atau berserah diri padaNya.

Kemudian tertawalah dengan lepas namun jangan berlebihan, untuk sekedar menghibur sejenak sebelum kita lanjutkan kembali melangkah kedepan. Karena kita semua membutuhkan energi positif untuk bisa mengisi waktu dengan kebaikan.

Apa saja yang perlu kita lakukan selanjutnya untuk bisa menikmati hidup ini dengan kebaikan? Apalagi yang bisa mendatangkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’aala, yaitu mencintai. Mecintai apapun yang menjadi langkah hidup kita dengan sungguh-sungguh, bukan setengah-setengah. Seperti mencintai Allah dan rasul-Nya, mencintai orang orang yang menjadi bagian hidup kita, mencintai orang orang yang telah berjasa pada diri kita secuil apapun itu, mencintai saudara dan saudari seiman, mencintai pekerjaan kita saat ini, mencintai kondisi kita saat ini pula, dan lain lain. Cintailah apapun yang wajar kita cintai. Karena dengan cinta, kelak akan tumbuh rasa syukur. Ya, syukur yang tak bertepi.

Kemudian meminta maaf dan memaafkan dengan hati yang lapang dada. Setiap hari kita akan berurusan dengan manusia satu sama lain. Kemungkinan untuk salah faham itu akan ada, atau kemungkinan berbuat kesalahan juga ada. Maka sangat penting untuk kita menjaga hati orang lain. Itu adalah tanggungjawab. Namun kita tidak akan dapat lari daripada kekhilafan. Kita perlu akui hakikat itu. Jangan menunda untuk momohon maaf dan membuka hati untuk menerima maaf orang karena kita tidak tahu besok apakah masih Allah beri kesempatan umur atau tidak. Tidak rugipun jika berbicara, menyampaikan kebenaran, mengakui kesalahan, meminta maaf, dan membuka hati untuk memaafkan. Dan perasaan adalah sesuatu yang tidak boleh dipaksakan, jadi doalah yang baik-baik untuk masa depan yang lebih baik. Hidup itu singkat, meminta maaf lah serta beri waktu pada orang untuk memaafkan kita. Juga hidup itu sesaat, maafkanlah segala kesalahan serta kehilafan orang lain.

 “Mahukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memuliakan kedudukan dan meninggikan darjatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda; Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahim denganmu.” (Hadis riwayat al-Thabrani)

ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA

Begitulah agama kita mengajarkan. “Innaddiina ‘indallahil islaam” Islam agama yang Allah ridhoi, agama yang mengajarkan semua aspek kehidupan. 

Mari nikmati hidup dengan kebaikan. Nikmatilah selagi masih ada kesempatan umur yang Allah beri. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’aala senantiasa memberkahi hidup kita, dan kita termasuk hamba Allah yang senantiasa pula mencari ridho-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bismillahirrahmanirrahim... KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK ABADI “Hidup itu terlalu singkat, nikmatilah detik demi detiknya, tertaw...