KEHIDUPAN DUNIA ITU TIDAK ABADI
“Hidup itu terlalu singkat, nikmatilah detik
demi detiknya, tertawalah dengan lepas, mencintai dengan sungguh-sungguh dan
memaafkan dengan segera.” Kalimat itu menjadi penyemangat diri disegala
kondisi, suplemen hati disegala situasi, tentunya setelah Allah dan kalamNya.
Tahukah? bahwa kehidupan dunia ini hanyalah
perjalanan sementara, hanyalah perjalanan singkat, dan yang abadi hanyalah
kehidupan akhirat. Maka nikmatilah setiap deru nafas kita dengan kebaikan yang
akan menghantarkan kita ke syurga Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Nikmatilah
kehidupan ini dengan hal-hal yang membuat Allah ridho, karena apa lagi yang kita
cari selain keridhoan-Nya, dan apa lagi yang kita lakukan selain berusaha
menjadi hamba yang baik di mata-Nya. Sungguh, baik di mata manusia belum tentu
baik di mata Allah. Jadi fikirkan, setiap kali kita akan melakukan suatu hal
atau pekerjaan "Apakah hal ini akan mendatangkan keridhoan-Mu Ya Rabb? Ya
Rabb bimbing aku dalam segala hal."
Guys, ini penting. Ridho Allah Subhaanahu wa Ta’alaa
itulah yang mengiring kita menuju syurga-Nya. Pernahkan berfikir, hal hal apa
yang membuat Allah ridho? dan bagaimana cara mendatangkan ridho-Nya?.
Jawabannya adalah "Athii'ullah wa athii'urrosuul" (taati Allah dan
rasul-Nya), yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya, serta mengikuti segala ajaran rasulullah Sallallahu ‘Alaihi
Wasallam. Kesimpulannya, ridho Allah itu sangat penting. Ridho Allah-lah yang
kita butuhkan dalam hidup ini. Yuk, bersama-sama kita gapai ridho Allah.
ALLAHU GHOOYATUNAA
Allahu Ghooyatunaa (Allah adalah tujuan kami).
Jadi apabila detik detik dikehidupan kita itu hanya untuk Allah, maka Allah ada
untuk kita. Adakah yang lebih indah dari itu, selain mencari ridho-Nya? Adakah
yang lebih indah selain mencintai Allah dan rasul-Nya? Adakah yang lebih indah
selain menjadikan Allah sebagai tujuan hidup kita? tak ada yang lebih indah
dari itu semua. Percayalah. Ketika tujuan hidup kita adalah Allahu Subhaanahu
wa Ta’aala, ketika itu pula hidup kita bermakna.
Hidup bermakna itulah yang didambakan oleh
setiap mukmin. Sudah seharusnya seorang mukmin menikmati segala hal yang dapat
menumbuhkan keimanan kita pada Allah, agar hidup lebih bermakna lagi. Dan
ingat, keimanan itu akan diuji. Misal, apabila tertimpa masalah atau musibah
atau marabahaya, tanamkan dalam hati bahwa Allah sedang menguji keimanan kita itu.
Seberapa besar kita memandang dan menerima ujian? Apakah dengan penuh
keikhlasan atau penuh keluhan?, karena semua perkara serta permasalahan di
dunia itu mudah bagi Allah untuk menyelesaikannya, kita hanya libatkan Allah dalam
segala hal yaitu dengan bersabar; ikhllas; ikhtiar; berdo’a; dan tawakkal atau
berserah diri padaNya.
Kemudian tertawalah dengan lepas namun jangan
berlebihan, untuk sekedar menghibur sejenak sebelum kita lanjutkan kembali
melangkah kedepan. Karena kita semua membutuhkan energi positif untuk bisa
mengisi waktu dengan kebaikan.
Apa saja yang perlu kita lakukan selanjutnya
untuk bisa menikmati hidup ini dengan kebaikan? Apalagi yang bisa mendatangkan
ridho Allah Subhanahu wa Ta’aala, yaitu mencintai. Mecintai apapun yang menjadi
langkah hidup kita dengan sungguh-sungguh, bukan setengah-setengah. Seperti
mencintai Allah dan rasul-Nya, mencintai orang orang yang menjadi bagian hidup
kita, mencintai orang orang yang telah berjasa pada diri kita secuil apapun
itu, mencintai saudara dan saudari seiman, mencintai pekerjaan kita saat ini,
mencintai kondisi kita saat ini pula, dan lain lain. Cintailah apapun yang
wajar kita cintai. Karena dengan cinta, kelak akan tumbuh rasa syukur. Ya,
syukur yang tak bertepi.
Kemudian meminta maaf dan memaafkan dengan
hati yang lapang dada. Setiap hari kita akan berurusan dengan manusia satu sama
lain. Kemungkinan untuk salah faham itu akan ada, atau kemungkinan berbuat
kesalahan juga ada. Maka sangat penting untuk kita menjaga hati orang lain. Itu
adalah tanggungjawab. Namun kita tidak akan dapat lari daripada kekhilafan.
Kita perlu akui hakikat itu. Jangan menunda untuk momohon maaf dan membuka hati
untuk menerima maaf orang karena kita tidak tahu besok apakah masih Allah beri
kesempatan umur atau tidak. Tidak rugipun jika berbicara, menyampaikan kebenaran,
mengakui kesalahan, meminta maaf, dan membuka hati untuk memaafkan. Dan perasaan adalah sesuatu yang tidak boleh
dipaksakan, jadi doalah yang baik-baik untuk masa depan yang lebih baik. Hidup
itu singkat, meminta maaf lah serta beri waktu pada orang untuk memaafkan kita.
Juga hidup itu sesaat, maafkanlah segala kesalahan serta kehilafan orang lain.
“Mahukah
aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memuliakan kedudukan
dan meninggikan darjatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda;
Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan
orang yang berbuat zalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan
juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahim denganmu.” (Hadis
riwayat al-Thabrani)
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA
Begitulah agama kita mengajarkan. “Innaddiina ‘indallahil
islaam” Islam agama yang Allah ridhoi, agama yang mengajarkan semua aspek
kehidupan.
Mari nikmati hidup dengan kebaikan. Nikmatilah
selagi masih ada kesempatan umur yang Allah beri. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’aala
senantiasa memberkahi hidup kita, dan kita termasuk hamba Allah yang senantiasa
pula mencari ridho-Nya.